LOST IN BALI - Disiksa Jamur
Setelah muter-muter seharian di
sekitar Legian dan Pantai Kuta, hanya satu yang belum dapat kami nikmati, yaitu
melihat sunset di Kuta. Sayang sekali
pada sore itu hujan turun dengan sangat deras dan awet sehingga kami tidak bisa
menikmati sunset. Padahal kami pengen banget bisa lihat sunset di Kuta, mungkin Tuhan belum
memberi kesempatan kepada kami untuk bisa melihat sunset dan mungkin juga Tuhan punya rencana lain yang belum kami
ketahui. Kami sepakat bahwa besok harus bisa melihat sunset kalo ga di Kuta ya di Tanah Lot. Semoga kami diberi
keberuntungan besok hari.
Untuk tulisan kali ini saya
ingin menceritakan apa yang saya dapat dari cerita teman-teman saya waktu di
penginapan setelah lelah seharian jalan-jalan. Cerita unik yang sangat tidak
bisa kami lupakan ada di malam pertama di penginapan ini, apakah itu?? ya,
mereka mencoba memakan Magic Mushroom dan melihat efek apa yang dapat
ditimbulkan dari makanan jamur ini. Sebenarnya jamur ini bukanlah jenis yang
biasa kita makan, melainkan jamur yang dapat menimbulkan halusinasi yang
berlebihan, tujuannya sederhana, agar dapat mengubah suasana hati (mood),
mengubah persepsi diri dan atau dunia sekeliling, memperoleh sensasi dan
pengalaman “baru” dan “romantic” serta untuk meningkatkan kemampuan fungsi
spesifik di bidang seksual dan social. Efek dari mengonsumsi jamur ini yang
khas adalah seolah-olah dinding tembok bernafas, bergerak, sulit membedakan
mana itu horizontal ataupun vertikal, selain itu juga menyebabkan senyum dan
tawa yang tidak bisa dikontrol, bahkan berbicara yabg tak tentu arah, kesulitan
dalam fokus untuk menjelaskan suatu hal. Lebih gampangnya dapat dikatakan bahwa
penggunaan Jamur ini memiliki beberapa efek yang cenderung berifat positif
yakni pemikiran yang dalam, kreatif dan filosofis, ide mudah mengalir, hal-hal
atau tugas-tugas yang membosankan menjadi lebih menyenangkan dan lucu, perasaan
mendapat ilham, dan keingintahuan yang mendalam. Mungkin hanya itu yang dapat
saya deskripsikan tentang Jamur Ajaib ini jika kita memakannya. Sudah cukup
dengan tetek bengeknya. Oiya, untuk gampang menulisnya maka saya ganti “Magic
Mushroom” dengan “Jamur” aja ya, karena gampang diketik dan lebih Indonesia
gitu.
Saya, Oky, Agil, dan Lala yang
pada saat itu tidak bisa ikut menikmati dan menyaksikan teman-teman kami
berhalusinasi dengan Jamur. Karena pada waktu itu saya dan Oky sudah tepar di
atas kasur karena kelelahan berjalan. Kami baru tahu kalo mereka mencoba makan
Jamur itu esok pagi nya. Duh, padahal saya juga mau ikut biar bisa melihat
tingkah laku teman teman kami yang berhalusinasi aneh-aneh dan membuat tertawa
ngekek-ngekek, kenapa ga ada yang bangunin kami sih?? Jahat banget. Anyway, kali ini saya mencoba menuangkan
apa yang mereka ceritakan pada waktu pesta Jamur kepada saya. Melihat mereka
bercerita sepertinya seru banget kejadian tadi malam, dan hal ini membuat saya envy. Oke ini dia ceritanya:
Magic Mushrooms |
Awalnya sih kami hanya mengisi
waktu malam kami di penginapan dengan bernyanyidan bermain gitar, hingga
akhirnya rasa bosan mendatangi kami. Karena rasa penasaran kami akan
papan-papan yang bertuliskan “Magic Mushroom” disetiap toko maka kami tak kuasa
menahan rasa keingintahuan kami yang belum pernah merasakan Jamur Ajaib. Kami
sepakat bahwa malam ini kita berpesta Jamur, dan kami segera berangkat untuk
hunting Jamur di toko-toko terdekat. Ternyata tidak perlu capek-capek mencari
toko Jamur, mau pergi ambil motor aja sudah ditawari mas-mas yang ga kami kenal
ada di depan penginapan. Saat itu teman kami yang tidak mau disebutkan namanya,
sedang bertanya-tanya sama mas-mas harga per paketnya, selesai bernegoisasi
mas-mas tadi langsung cabut mengambil pesanan kami dan cabut lah dia ke suatu
tempat. Kami tidak sabar menunggu pesanan kami, lanjut gitaran dan
kecroh-kecrohan lagi. Akhirnya setelah mununggu, pesanan datang dan ternyata
paket yang diminta teman kami adalah sekotak Jamur dengan dua cup Pop Mie. Kami
pun segera membuka Pop Mie dan memakannya bersama Jamur itu sebagai lauk, jadi
dapat disimpulkan bahwa kami makan Pop Mie rasa Magic Mushroom, katanya sih
rasa jamurnya tidak jauh berbeda dengan jamur-jamur yang sering kita makan di
Soup hanya saja ada sedikit rasa ajaib didalamnya. Dengan lahap kami menyantap
dan tidak terasa makanan tersebut sudah berpindah ke dalam perut masing-masing.
Setelah habis, kami menunggu efek yang ditimbulkan dari Jamur ini, 5 menit, 10
menit, 15 menit berlalu, tidak ada efek yang signifikan dari Jamur ini.
Jangan-jangan dosis nya kurang. Kami pun segera membeli satu paket, tetapi kali
ini berbeda dari paket sebelumnya. Kami segera menemui mas-mas tadi yang
kebetulan suka nongkrong di depan penginapan kami untuk meminta membelikan
pesanan kami yaitu Jamur yang di jus dicampur dengan Fanta. Bli tadi langsung
cabut lagi, kami kambali gitaran dan kecroh-kecrohan lagi dan satu lagi rokokan
dulu “mak puuusssss” begitu kata Martin. Habis dua batang rokok, Bli datang dan
membawa pesanan kami dan woow jus nya menggiurkan. Tidak berlama-lama langsung
kami meminumnya bergantian, tipis-tipis sampai tetes terakhir. Finally, kami menunggu efek yang
ditimbulkan dari jus jamur ini. ternyata benar dosis nya pas dan kami segera
menikmati halusinasi yang ditimbukan dari Jamur ini.
Tau ga siapa yang pertama kali
merasakan efek Jamur ini sehingga kami tertawa terbahak-bahak?? Dialah Alfian
alias Kopong, setelah makan Pop Mie rasa Jamur dengan Jus Jamur dia langsung
merasakan efeknya. Begini halusinasi dia yang pertama, entah kenapa dia
tiba-tiba berbaring tengkurap di lantai dan dia mengayunkan kedua tangannya
seperti gaya bebas saat renang, eh ga tau nya dia berimajinasi kalo dia sedang
surfing di pantai, padahal dia sendiri berbaring di lantai. “wahh, ombake teko
cah, tak surfing sik, gayeng kie” begitu kata kopong sambil tetap menggerakkan
tangannya. Wah wis keno kie bocah, hahahaha. Beda lagi dengan imajinasi Martin,
dia melihat dengan seksama eternit dan langit-langit di dalam penginapan, “iki
kok eternite miring, ora lurus, ojo-ojo kamare ameh ambruk” dengan mencoba
memelotokan mata nya seraya mencoba melihat dengan lebih jelas lagi. “iyo kie,
eternit e miring kie” dan endik pun menjawab “orak tin, lurus kie, matamu pece
ye??” begitulah mereka terus menerus berdebat. Kali ini Broma, dia melihat
kamar mandi dan berkata “kok kamar mandi ne lantai ne cekung ya? Ketoke ambles
kie lantai ne”, dia melihat tembok tembok bergoyang seperti daun
alang-alang di lapangan, dia hanya
berimajinasi itu saja karena dia hanya memakan dan meminum Jamur sedikit. Dan
yang paling membuat kami tertawa adalah ketika Yosua berimajinasi kalo dia
setiap melihat Endik, dia ga bisa menahan ketawa karena katanya entah kenapa
wajah Endik bisa jelek banget, setiap Yosua melihat Endik dia langsung tertawa,
dan malah ditambah sama kata-kata Kopong, “Ndik, wajahmu kok kotak to”. Kok
bisa-bisanya wajah Endik berbentuk kotak itu darimana, pong kopong. “matamu!!”
kata Endik. Si Hangga yang tidak makan dan minum tidak bisa menahan ketawanya.
Kayaknya dia yang paling senang melihat sahabat-sahabatnya berimajinasi yang
ngawur dan tidak masuk akal. Kali ini tingkah Kopong yang juga membuat kami
tertawa lagi, “afu panas banget kie, AC ne rak di uripi po?” dia pun segera ke
kamar mandi dan mengambil air dan mengguyur kepalanya, “josss ademm..
segerrrrr” padahal yang dia siram hanya kepalanya saja. Setelah keluar dari
kamar mandi, kali ini dia berimajinasi lagi kalo dia punya sepasang sayap di
punggungnya, “cahh aku nduwe sayap kie” dengan tangan dilipat ke depan seperti
ayam dan menggerak-gerakkan seperti burung kecil yang baru memiliki sayap. Dia
pun melihat Simbah, “mbah kowe yo nduwe sayap lho, warnane ungu, ayo mabur
lee..”. Simbah yang masih sadar karena dia juga tidak makan dan minum Jamur pun
tertawa terbahak-bahak seperti mbah-mbah tua. Terlihat Yosua berdiam di pojokan
dan dengan berwajah murung dan galak jongkok di pojokan depan kamar, ternyata
dia berimajinasi kalo takut air di dalam kamar mandi banjir dan bisa
menenggelamkan kamar kami, selain itu dia juga berimajinasi kalo dia adalah
seorang Koboi dari Wild West sehingga dia berada di pojokan depan kamar,
menjaga kami dari serangan musuh dengan senapan revolvernya yang berada di ikat
pinggangnya dan siap untuk ditembakkan. Martin dengan wajah ketakutaan saat
melihat kipas baling-baling yang berada di atas di langit-langit kamar, Hangga
pun penasaran dari imajinasi Martin, “ngopo kok wedi le??, “baling-baling e
medheni cuk, koyo ameh nibani sirah ku kie, nek nibani sirah ku piye kie, iso
ga entuk bongkaran nuwh”, balas Martin, Hangga dan Simbah pun tertawa puas.
Ternyata pada saat asyiknya berpesta imajinasi dan tawa dengan Jamur, malah ada
yang sudah micek ketiduran, si Faiz dan Rio, mungkin dia tertawa sampai capek
dan sudah ga ada tenaga lagi buat ngekek-ngekek makanya mereka sudah micek
duluan. Sudah ber jam-jam kami berimajinasi dan belum ada tanda-tanda imajinasi
kami berakhir, malah tawa kami semakin keras dan menggila. Lama juga ya efek
dari Jamur ini, ga nyangka bisa ampe berjam-jam lamanya, apa mungkin
penyebabnya kami telah mengkonsumsi dua kali paket yang kami makan. Hingga
akhirnya pesta ini berakhir saat petugas penginapan menegur kami untuk tenang
dan tidak berisik. “mas, tolong jangan berisik, sudah malam, ga enak sama tamu
yang lain”, iya juga sih memang kami tertawa nya sangat berkoar koar dan
berisik, apalagi suara nya Yosua, volumenya banter banget, WUAKAKAKKAA,
BAJINGAAANNN, KUI LAK KOWE CUUKKK!! Begitu kira-kira kalo ngomong, “Ash ben
kene cah KERAS og, DUNIA KERAS cuk”, imbuh Yosua. Tidak lama setelah itu,
khasiat Jamur ini lama kelamaan sudah habis masa berlakunya dan kesadaraan kami
telah berangsur-angsur pulih. Waktu pun telah menunjukkan pukul 2 pagi dan kami
bersiap-siap tidur untuk perjalanan besok hari yang sangat padat. Besok kami
mulai menyewa motor untuk menyusuri daerah selatan Bali dan kalo bisa melihat
sunset yang belum kelakon sejak kemarin.
Mungkin hanya itu sedikit
cerita yang bisa saya tulis dan share
sama teman-teman, dari cerita teman-teman saya di penginapan. Saya juga tidak
sabar dengan hari esok karena mungkin ada kejadian-kejadian seru dan lucu
selama perjalanan besok bersama teman-teman saya, karena you know, I’m traveling with the right person, they are crazy, loud,
and funny. (bersambung)
0 comments: